Thursday, October 11, 2007

LIFE IS A MOMENT

Pengantar arti hidup – CED

Suatu pagi, seorang warga Texas yang mengenakan sebuah topi berukuran 10 galon [kira-kira 45 liter] pelan-pelan memasuki kantor sebuah gereja dan pelan-pelan menuju ke samping meja panjang. “saya datang untuk berbicara dengan pemimpin babi [head pig] di gereja ini”, dengan percaya diri dan logat yang kental ia berkata pelan-pelan.

“Pemimpin apa ?!” jawab sekretaris itu dengan sangat terkejut.
“Pemimpin babi. Itu, yang mengoceh terus-menerus setiap minggu pagi. Saya hanya ingin berbicara dengannya sebelum saya kembali ke peternakan,” orang Texas itu melanjutkan, sambil memperpanjang setiap suku kata yang diucapkannya.

Karena terperanjat oleh kekurangajaran orang tersebut, sekretaris yang sopan santun itu menegakkan tubuhnya di kursi. Dengan suara seperti seorang guru sekolah dasar menegur muridnya, ia menjawab dengan tegas “Dengarkan. Kami tidak menggunakan istilah yang tidak sopan dalam kantor ini. Kami memanggilnya ‘bapak Pendeta’ atau ‘bapak Gembala’, tidak kurang dari itu.

“Yah,” orang tersebut berkata pelan-pelan, “Saya tidak bermaksud kurang ajar, bu. Saya baru saja menjual sekawanan ternak saya dan mendengar Tuhan yang baik mengatakan kepada saya untuk menyumbangkan satu juta dolar. Saya pikir saya ingin memberikannya kepada gereja ini”.

Dengan suatu semangat baru dalam suaranya, sekretaris tersebut segera menjawab, “Tunggu sebentar di sini. Saya akan memanggil babi [hog] itu”.

Ini tentang sebuah perubahan yang sederhana. Perubahan yang membawa hal berarti dalam hidup seseorang. Sangat jenaka memang, tetapi ia mengandung nilai yang sangat dalam. Sangat dalam karena posisi ini membuat seseorang bisa memandang sesuatu dengan sudut pandang yang lain, secepat ia menyadari ada hal baik di dalamnya.

Perubahan sekecil ini menghantar kita pada sebuah kisah nyata seorang bapak dan keluarganya. Keluarga ini saya jumpai beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 9 Oktober 2007, Green Garden. Sambil makan malam bersama, Pak Buyung menceritakan kisahnya dengan sangat antusias dan ditambah oleh istrinya tercinta, Ibu Marice dan saudari istrinya Ibu Ailin [maaf kalau salah menulis].

Kejadiannya sekitar tahun 2004 sudah 3 tahun sampai tahun ini. Kisah itu bermula dari, suatu siang tatkakla sang Bapak mengalami rasa sakit di dadanya. Ia mulai keringat dingin dan orang-orang di kantornya mulai berdatangan membantu dan membaringkannya. Dalam waktu tidak berapa lama, ia menjadi baik kembali. Namun, akhirnya ia di minta pulang ke rumah untuk beristirahat. Di tengah jalan ia mengalami serangan yang sama, tetapi dalam waktu tidak lama ia menjadi baik kembali. Bahkan di tengah perjalanan, ia sempat menelpon istrinya bahwa ia baik-baik saja dan akan pulang ke rumah. Ia menyetir sendiri.

Namun, kemudian ia segera di telpon oleh boss-nya untuk segera ke rumah sakit. Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, ia mengalami serangan lagi. Dan anda para pembaca bisa menebak apa yang terjadi pada diri Pak Buyung, ia mengalami serangan jantung. Ia tidak sadar bahwa yang dialaminya adalah serangan jantung.

Setelah diadakan pemeriksaan di rumah sakit, terjadi penyumbatan di 5 titik, sehingga jika tidak secepatnay ditangani akan sangat berakibat fatal. Kejadian yang terjadi di antara situasi ini tidaklah seluwes dan segampang yang saya ceritakan buat anda. Ada banyak ketakutan, ada kepanikan, ada saling mencari, dan banyak hal yang lain. Ibu Marice mencari-cari dokter, Ibu Ailin menemani masuk ICU, dan banyak keluarga dan sahabat menelpon mencari-cari imam yang bisa memberi sakramen perminyakan [sampai akhirnya datang 2 orang pastor yang memberi perminyakkan]. Para pebaca bisa membayangkan apa yang terjadi di sana Tetapi untuk bisa ditangani dengan segera oleh dokter. Namun demikian, dokter mengatakan bahwa jika terjadi serangan untuk yang berikutnya, ia tidak bertanggungjawab.

Maka, dokter menganjurkan agar pada malam itu juga Pak Buyung segera dibawa ke rumah sakit di Singapura. Maka, akhirnya mereka mencari segala upaya untuk segera sampai di Singapura.

Untunglah segala sesuatu berjalan sesuai dengan harapan. Mereka sampai di Singapura. Dokter langsung mengambil tindakan dan berani menjamin bahwa 90% tidak ada yang perlu ditakuti dan 10% adalah kehendak yang mahakuasa. Maka, pada saat itu, kelegaan seakan menyirami seluruh keluarga yang mengantar. Mereka tersenyum dan melihat ada kehidupan baru di atas setiap kegiatan dalam hidup mereka.

Keluarga Pak Buyung begitu bersyukur dan bahkan mengadakan acara syukuran dimana kurang lebih 100 orang datang. Pak Buyung sendiri mengatakan, “sungguh Tuhan luar biasa. Ia masih memberi kesempatan kepada saya”.

Terlihat dengan jelas bahwa hidup adalah sebuah kesempatan. Kesempatan di atas permainan hidup yang begitu luas. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang akan diasah untuk menjadi lebih tajam. Tajam untuk melihat bahwa hidup itu dicipta bukan dengan sia-sia. Tajam karena hidup itu seakan dipasung namun kemudian terbebaskan yang membuat setiap orang mau membagikan kisah hidupnya dengan yang lain.

Jalan keluar tetap ada. Ia tidak pernah tersembunyi. Hanya setiap orang yang terpenjara dalam setiap masalah yang dihadapinyalah yang membuat seakan-akan jalan itu tidak ada.

Sekian banyak orang mengalami titik balik yang membuat mereka menyadari arti hidup. Sekian banyak orang yang belajar dari pengalaman orang lain dan malihat bahwa hidup adalah sebuah kesempatan untuk berbuat yang lebiah baik.

Pisau yang tajam bukan karena dibiarkan begitu saja. Tetapi karena ia diasah, bergesekan dengan batu asah yang keras. Bagaimana dengan hidup anda?

Sekian banyak orang yang tidak mengalami hal yang seperti ini dan hidup mereka sanat baik. Tetapi jangan lupa untuk bersyukur atas kehidupan anda. Namun, di lain pihak, banyak orang yang mengalami tempaan yang sangat berat. Bahkan kerap mungkin mereka menginginkan sebuah kematian daripada hidup. Tetapi mereka akhirnya bisa keluar dari setiap tantangan hidup, dan melihat hidup tidaklah sia-sia.

Sangat gampang untuk mengubah sebuah posisi tidak beruntung menjadi beruntung. Ada satu rahasia sederhana yang mampu mengubah semau itu yaitu “bersyukurlah atas apa yang masih anda miliki” dan jangan membuang waktu untuk memikirkan yang tidak anda miliki. Memikirkan apa yang sudah tidak anda miliki atau menyesalinya hanyalah membuat anda tetap hidup dalam masa lalu anda. Di saat anda masih berkutat dengan hal itu, di saat yang sama anda masih menyeret masa lalu anda. 58 detik dalam 1 menit kehidupan manusia dipergunakan untuk memikirkan dan menyesali masa lalu. Jumlahkan semua detik itu dalam 1 tahun kehidupan anda berapa hasilnya? Pertanyaannya, mengapa kita tidak menggunakan 58 detik dalam 1 menit hidup kita untuk membangun masa depan?

Di saat anda mengomentari tulisan ini, di saat itu anda hidup dalam alasan-alasan yang anda buat sendiri untuk membatasi diri anda untuk maju selangkah, selangkah dan selangkah lagi ke depan. Bukan berarti bahwa anda pembaca tidak bisa mengomentarinya, tetapi perhatikanlah komentar anda. Jangan sampai hal itu hanya akan membuat anda tidak menyadari esensi [isi] terdalam dari tulisan ini.

Hidup adalah kesempatan. Jika anda membuang setiap kesempatan dalam hidup anda atau malah tidak menyadari setiap kesempatan yang anda miliki, bagaimana mungkin anda bisa meraih impian anda yang besar, rencana atas hidup anda yang luar biasa.